Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah
kondisi medis di
mana terjadi peningkatantekanan darah secara kronis (dalam jangka
waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan
darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan
darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah
salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan
jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial,
dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada pemeriksaan tekanan darah
akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi
pada tekanan darah140/90 mmHg atau ke atas, diukur
di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Klasifikasi
Klasifikasi
Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
|
||
Kategori
|
Tekanan
Darah Sistolik
|
Tekanan
Darah Diastolik
|
Normal
|
<
120 mmHg
|
(dan)
< 80 mmHg
|
Pre-hipertensi
|
120-139
mmHg
|
(atau)
80-89 mmHg
|
Stadium
1
|
140-159
mmHg
|
(atau)
90-99 mmHg
|
Stadium
2
|
>=
160 mmHg
|
(atau)
>= 100 mmHg
|
Pada hipertensi sistolik
terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya
usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.
Dalam pasien dengan diabetes
mellitus atau penyakit ginjal,
penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus
dianggap sebagai faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan.
Pengaturan Tekanan Darah
Meningkatnya tekanan darah di
dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
- Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
- Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
- Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
§ Aktivitas memompa
jantung berkurang
§ Arteri
mengalami pelebaran
§ Banyak
cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan darah akan
menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Perubahan Fungsi Ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan
darah melalui beberapa cara:
- Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
- Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
- Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting
dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan
pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya
penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis)
bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada
salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf simpatis
merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
- meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
- meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
- mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
- melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
Gejala
Pada sebagian besar penderita,
hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa
gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi
(padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan
darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak napas
- gelisah
- pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi
berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi berdasarkan
penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
- Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
- Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan
memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah
kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika
penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab
hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar
adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin).
Kegemukan (obesitas),
gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau
garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang
memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan
darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya
hipertensi sekunder:
1.
Penyakit Ginjal
§ Stenosis
arteri renalis
§ Pielonefritis
§ Glomerulonefritis
§ Tumor-tumor
ginjal
§ Penyakit
ginjal polikista (biasanya diturunkan)
§ Trauma pada
ginjal (luka yang mengenai ginjal)
§ Terapi
penyinaran yang mengenai ginjal
2.
Kelainan Hormonal
§
Hiperaldosteronisme
§
Sindroma Cushing
§
Feokromositoma
3.
Obat-obatan
§
Pil KB
§
Kortikosteroid
§
Siklosporin
§
Eritropoietin
§
Kokain
§
Penyalahgunaan alkohol
§
Kayu manis (dalam
jumlah sangat besar)
4.
Penyebab Lainnya
§
Koartasio aorta
§
Preeklamsi pada kehamilan
§
Porfiria intermiten akut
§
Keracunan timbal akut.
Hipertensi
dalam Kehamilan
Hipertensi ditemukan pada ibu
hamil baik pada penyakit sebelumnya (5-15% dari total ibu hamil) atau sebagai
gangguan yang berhubungan dengan kehamilan, pre-eklamsia (Lyoyd, dalam Wylie).
Hipertensi dijuluki sebagai the silent killer karena biasanya tidak menunjukkan
gejala dan hanya terdiagnosis melalui skrinning atau ketika penyakit tersebut
bermanifestasi pada komplikasi gangguan tertentu. Hipertensi sangat signifikan
berkontribusi terhadap angka kesakitan dan kematian ibu dan janin sehingga
perlu dilakukan skrinning awal dan pemeriksaan lanjutan selama kehamilan.
Obat Tradisional
yang Dapat Digunakan
- Gamat/Teripang/Mentimun Laut
- Teh Murbei
- daun cincau hijau
- seladri (tidak boleh lebih 1-10 gr per hari, karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis)
- bawang putih (tidak boleh lebih dari 3-7 siung sehari)
- Rosela
- daun misai kucing
- minuman serai. teh serai yang kering atau serai basah(fresh) diminum 3 kali sehari. Dalam seminggu dapat nampak penurunan tekanan darah tinggi dengan menambahkan air rebusan daun mannga kweni
- obat alami darah tinggi ekstrak teripang
No comments:
Post a Comment